Setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Anies digantikan oleh Muhadjir Effendy, tak lama apa yang akan menjadi kebijakan Menteri baru ini menjadi gempar membahana. Banyak berita yang tersebar di media cetak maupun di internet. Salah satu contohnya seperti di bawah ini.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengeluarkan ide menambah waktu belajar di sekolah menjadi sehari penuh (full day school). Ia berharap sekolah seharian penuh bisa menguatkan pendidikan karakter.
Sistem sekolah sehari penuh telah diterapkan beberapa sekolah swasta. Muhadjir mengaku, ide sekolah sehari penuh ini terinspirasi lembaga pendidikan yang sudah menerapkan.
Bila kebijakan ini berlaku, ia ingin pendidikan karakter bagi siswa sekolah dasar dan siswa sekolah menengah pertama mendapatkan porsi lebih banyak dari pendidikan pengetahuan. Selain itu, Muhadjir juga berharap guru punya kesempatan lebih banyak mendidik karakter siswa.
Sebagai kompensasi, Muhadjir mengatakan, kegiatan belajar dan mengajar pada Sabtu diliburkan. "Waktu dengan orangtua dan kegiatan lainnya akan terkompensasi Sabtu dan Minggu," ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Muhadjir menegaskan, sekolah seharian penuh masih gagasan. Menurut dia, rata-rata orangtua di kota bekerja hingga 17.00 WIB, sedangkan anak pulang sekolah sekitar pukul 13.00 WIB.
Muhadjir mempertanyakan yang bertanggung jawab mengawasi anak antara pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB. Muhadjir khawatir, waktu kosong itu menjadi celah anak melakukan penyimpangan.
"Untuk menyempitkan ruangan kosong ini, kita perpanjang waktu sekolah, disesuaikan dengan waktu kerja orangtua," kata Muhadjir. Muhadjir berharap, anak lebih terperhatikan, kegiatan menyimpang berkurang.
Ya... Mereka bahas tentang penerapan Full Day School. Sebenarnya udah pada ngerti belum sih tentang Full Day School. Mari kita bahas tentang apa sih Full Day School itu? Apakah alasan orang tua memasukkan anaknya untuk Full Day School? Efek Positif dan Negatifnya apa?
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengeluarkan ide menambah waktu belajar di sekolah menjadi sehari penuh (full day school). Ia berharap sekolah seharian penuh bisa menguatkan pendidikan karakter.
Sistem sekolah sehari penuh telah diterapkan beberapa sekolah swasta. Muhadjir mengaku, ide sekolah sehari penuh ini terinspirasi lembaga pendidikan yang sudah menerapkan.
Bila kebijakan ini berlaku, ia ingin pendidikan karakter bagi siswa sekolah dasar dan siswa sekolah menengah pertama mendapatkan porsi lebih banyak dari pendidikan pengetahuan. Selain itu, Muhadjir juga berharap guru punya kesempatan lebih banyak mendidik karakter siswa.
Sebagai kompensasi, Muhadjir mengatakan, kegiatan belajar dan mengajar pada Sabtu diliburkan. "Waktu dengan orangtua dan kegiatan lainnya akan terkompensasi Sabtu dan Minggu," ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Muhadjir menegaskan, sekolah seharian penuh masih gagasan. Menurut dia, rata-rata orangtua di kota bekerja hingga 17.00 WIB, sedangkan anak pulang sekolah sekitar pukul 13.00 WIB.
Muhadjir mempertanyakan yang bertanggung jawab mengawasi anak antara pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB. Muhadjir khawatir, waktu kosong itu menjadi celah anak melakukan penyimpangan.
"Untuk menyempitkan ruangan kosong ini, kita perpanjang waktu sekolah, disesuaikan dengan waktu kerja orangtua," kata Muhadjir. Muhadjir berharap, anak lebih terperhatikan, kegiatan menyimpang berkurang.
Ya... Mereka bahas tentang penerapan Full Day School. Sebenarnya udah pada ngerti belum sih tentang Full Day School. Mari kita bahas tentang apa sih Full Day School itu? Apakah alasan orang tua memasukkan anaknya untuk Full Day School? Efek Positif dan Negatifnya apa?
Pengertian Full Day School
Full day school berasal dari bahasa inggris. Full artinya penuh, day artinya hari, dan school artinya sekolah. Jadi full day school merupakan sekolah sepanjang hari, atau proses belajar mengajar yang dilakukan dari pukul 06.45-15.00 dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali, dengan demikian sekolah dapat mengatur jadwal pendidikan dengan leluasa. Disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. Dan yang diutamakan dalam full day school adalah pegaturan jadwal mata pelajaran dan pendalaman.
Dilihat dari makna dan pelaksanaannya full day school diatas, sebagian besar waktunya digunakan untuk belajar tapi tidak kaku, menyenangkan bagi siswa yang bertujuan menggali potensi anak didik secara total, dan menitik beratkan pada situasi dan kondisi dimana anak didik daapat mengikuti proses belajar tapi juga bermain agar siswa tidak merasa terbebani dan bosan berada disekolah. Karena full day school banyak memiliki metode pembelajaran-dimana proses belajar tidak selalu dilakukan dikelas akan tetapi siswa diberi kebebasan untuk memilih tempat belajar yang diinginkannya. Sekedar untuk ketertiban belajar mengajar maka dibuatlah jadwal dan semua itu membutuhkan kreatifitas dan inovasi dari guru untuk mengatur metode pembelajaran. Karena belajar yang efektif bagi anak hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari (dalam suasana informal).
Dilihat dari makna dan pelaksanaannya full day school diatas, sebagian besar waktunya digunakan untuk belajar tapi tidak kaku, menyenangkan bagi siswa yang bertujuan menggali potensi anak didik secara total, dan menitik beratkan pada situasi dan kondisi dimana anak didik daapat mengikuti proses belajar tapi juga bermain agar siswa tidak merasa terbebani dan bosan berada disekolah. Karena full day school banyak memiliki metode pembelajaran-dimana proses belajar tidak selalu dilakukan dikelas akan tetapi siswa diberi kebebasan untuk memilih tempat belajar yang diinginkannya. Sekedar untuk ketertiban belajar mengajar maka dibuatlah jadwal dan semua itu membutuhkan kreatifitas dan inovasi dari guru untuk mengatur metode pembelajaran. Karena belajar yang efektif bagi anak hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari (dalam suasana informal).
Beberapa alasan orang tua memasukkan anaknya ke program full day school
- Menambah kemampuan sosial anak; Hal ini diperlukan jika anak kesepian dirumah, misalnya karena teman sebayanya sedikit.
- Mendapatkan sarana bermain yang edukatif; Play group biasanya menyediakan sarana bermain yang lebih lengkap dan edukatif, baik untuk kemampuan motorik kasar anak maupun motorik halusnya. Misalnya, papan seluncur, mobil-mobilan, dan motor-motoran yang biasa dinaiki oleh anak, puzzle, buku-buku dan sebagainya.
- Mendapatkan pendidikan budi pekerti yang baik saat ini, banyak anak sepanjang hari bersama pembantu atau baby sistternya dan televisi saja. Tontonan, obrolan dan tingkah lakupun menyerupai “mbaknya” alias pembantu. Anak yang ayah ibunya bekerja, akan belajar budi pekerti yang lebih baik lagi jika disekolahkan di pendidikan dini. Dalam hal ini, bukan semua perilaku pembantu itu tidak baik.
Dampak positif full day school terhadap perkembangan anak
Ada beberapa manfaat dengan adanya pendidikan formal sebelum anak memasuki usia sekolah. Berikut ini beberapa manfaat bagi sikecil mengikuti pendidikan dini.
- Memberikan kesempatan bagi anak untuk berkumpul dengan teman sebayanya dengan lebh baik.
- Anak dapat mengembangkan kemampuan fisik dan kecerdasan melalui kegiatan yang diberikan guru.
- Anak mendapat tambahan pengetahuan dengan berbagai model pembelajaran.
- Dengan beragam akivitas dan minat anak, akan merangsang kemampuannya mengolah informasi.
- Potensi anak tersalurkan melalui kegiatan ekstrakulikuler.
- Anak mendapat pendidikan umum antisipasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
- Anak memperoleh pendidikan ki-Islaman secara professional.
- Anak mengapatkan pendidikan kepribadian yang antisipatif terhadap perkembangan sosial budaya yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan globalisasi yang membutuhkan nilai saring.
- Perkembangan bakat, minat, dan kecerdasan anak terantisipasi sejak dini melalui pantauan program bimbingan dan konseling.
Dampak negatif full day school terhadap perkembangan anak
- Terlalu banyak memusatkan kegiatan disekolah daripada di rumah dengan orangtua dan keluarga lainnya.
- Kurangnya kasih sayang dari orangtua.
- Anak akan mudah stress karena setiap hari dituntut untuk memenuhi kegiatan-kegiatan penuh disekolah.
- Anak cenderung berpotensi mengalami tekanan psikis.
- Perkembangan anak dalam hal sosial kurang, karena anak seharian berada disekolah.
- Ada pikiran orang lain yang mengkiaskan bahwa "Dulu waktu kecil seolah anak dititipkan, nanti kalau orang tuanya sudah tua, semakin banyak anak menitipkan orang tuanya (gantian)"
Penulis :
Sebenarnya apapun kebijakannya, mau Full Day mau Half Day, pengaruh pendidikan terletak pada lingkungan dan pendidik itu sendiri. Terlebih bagaimana pendidikan menyalurkan karakternya yang bagus (akhlakul karimahnya) kepada para murid sehingga menjadi sumber inspirasi akhlak yang baik bagi anak. Tetapi jika hal ini tidak dimiliki oleh pendidik sebagai penyalur akhlak, maka mau Full Day mau Half Day, kita tidak bisa mengharapkan karakter murid yang baik. ...
Pengaruh terbesar kedua adalah dari lingkungan baik keluarga maupuan masyarakat. Full Day maupun Half Day, jika di rumah, orang tua tidak melakukan hal yang selaras atau bertentangan dengan budaya yang diterapkan di sekolah, atau jika kegiatan anak di rumah tidak mencerminkan pembelajaran yang baik seperti di sekolah, maka tidak bisa diharapkan juga akhlaknya (karakter) bisa baik. Begitu juga di masyarakat. Masyarakat juga harus mendukung budaya sekolah yang telah diusung di sekolah.
Sebenarnya apapun kebijakannya, mau Full Day mau Half Day, pengaruh pendidikan terletak pada lingkungan dan pendidik itu sendiri. Terlebih bagaimana pendidikan menyalurkan karakternya yang bagus (akhlakul karimahnya) kepada para murid sehingga menjadi sumber inspirasi akhlak yang baik bagi anak. Tetapi jika hal ini tidak dimiliki oleh pendidik sebagai penyalur akhlak, maka mau Full Day mau Half Day, kita tidak bisa mengharapkan karakter murid yang baik. ...
Pengaruh terbesar kedua adalah dari lingkungan baik keluarga maupuan masyarakat. Full Day maupun Half Day, jika di rumah, orang tua tidak melakukan hal yang selaras atau bertentangan dengan budaya yang diterapkan di sekolah, atau jika kegiatan anak di rumah tidak mencerminkan pembelajaran yang baik seperti di sekolah, maka tidak bisa diharapkan juga akhlaknya (karakter) bisa baik. Begitu juga di masyarakat. Masyarakat juga harus mendukung budaya sekolah yang telah diusung di sekolah.
Terima kasih yang sudah membaca ...
No comments:
Post a Comment