Thursday, 24 October 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

 

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Agus Arifin Anwar

SD Islam Al Azhar 28 Solo Baru

CGP Angkatan 11 – Kabupaten Sukoharjo

 

A.    Kaitan antara Modul 1.1 hingga 2.3 dengan modul 3.1

1.      Kaitan Modul 1.1 dan Modul 3.1

Pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara dan pengambilan keputusan berbasis nilai kebaikan sebagai pemimpin pembelajaran memiliki hubungan yang erat. Keduanya sama-sama menempatkan murid sebagai pusat perhatian. Nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan Ki Hajar Dewantara, seperti gotong royong dan kemandirian, menjadi landasan bagi seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan. Ketika seorang pemimpin dihadapkan pada suatu dilema, nilai-nilai inilah yang akan menjadi kompas untuk memilih tindakan yang paling baik bagi murid. Dengan demikian, modul 1.1 dan 3.1 saling melengkapi, memberikan kerangka filosofis dan panduan praktis bagi para pendidik dalam menjalankan tugasnya.

2.      Kaitan Modul 1.2 dan Modul 3.1

Modul 1.2 tentang Peran dan Nilai Guru Penggerak dan Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebaikan saling terkait erat. Nilai-nilai bagi seorang guru penggerak adalah berpihak kepada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif. Nilai-nilai tersebut harus ada dalam proses pengambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut sebagai cerminan dari arah keputusan yang akan kita ambil. Seperti tujuan pengambilan harus berpihak pada murid, mandiri bagaimana kita sebagai guru merespon suatu konflik dan permasalahan yang ada, kemudian adanya kerja sama dan kolaborasi tim di dalam penyelesaian masalah, pengambilan keputusan yang selalu dievaluasi dan direfleksikan untuk perbaikan ke depannya, serta penanganan masalah dengan cara kreatif dan praktis. Selain itu, pengambilan keputusan ini juga harus berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang lain seperti keadilan dan bertanggung jawab.

3.      Kaitan Modul 1.3 dan Modul 3.1

Modul 1.3 yang membahas tentang visi Guru Penggerak dan Modul 3.1 yang membahas tentang pengambilan keputusan berbasis nilai kebaikan memiliki keterkaitan yang erat. Visi yang telah dibangun oleh seorang Guru Penggerak akan menjadi acuan utama dalam setiap tindakan, termasuk dalam pengambilan keputusan. Ketika dihadapkan pada berbagai pilihan, seorang Guru Penggerak akan merujuk pada visi yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil selaras dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, visi yang jelas akan memberikan arah yang pasti dalam pengambilan keputusan, sehingga setiap tindakan yang dilakukan akan berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran dan kesejahteraan murid. Modul 1.3 memberikan landasan idealisme, sementara Modul 3.1 memberikan alat praktis untuk mewujudkan idealisme tersebut dalam konteks kehidupan sehari-hari sebagai seorang pendidik.

4.      Kaitan Modul 1.4 dan Modul 3.1

Modul 1.4 yang membahas tentang budaya positif sekolah memberikan fondasi tentang bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan. Sementara itu, Modul 3.1 mengajarkan guru untuk mengambil keputusan-keputusan yang berdampak positif bagi murid berdasarkan nilai-nilai kebaikan. Kaitannya adalah, budaya positif yang telah dibangun di sekolah akan menjadi acuan bagi guru dalam mengambil keputusan. Keputusan-keputusan tersebut harus selaras dengan nilai-nilai yang telah disepakati bersama dalam komunitas sekolah, sehingga tercipta sinergi antara upaya menciptakan budaya positif dan upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan kata lain, Modul 1.4 memberikan kerangka kerja, sedangkan Modul 3.1 memberikan alat yang konkret bagi guru untuk mewujudkan visi sekolah yang lebih baik.

5.      Kaitan Modul 2.1 dan Modul 3.1

Modul 2.1 yang membahas tentang pembelajaran berdiferensiasi dan Modul 3.1 yang membahas tentang pengambilan keputusan berbasis nilai kebaikan saling melengkapi. Pembelajaran berdiferensiasi menuntut guru untuk memahami kebutuhan individual setiap murid dan merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Dalam konteks ini, pengambilan keputusan menjadi sangat krusial. Guru perlu mengambil keputusan yang tepat terkait pemilihan strategi, media, dan asesmen yang paling efektif untuk memenuhi kebutuhan belajar yang beragam. Keputusan-keputusan ini haruslah didasarkan pada nilai-nilai kebaikan, seperti keadilan dan kesetaraan, sehingga setiap murid memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Dengan kata lain, Modul 2.1 memberikan kerangka kerja untuk merancang pembelajaran yang efektif, sedangkan Modul 3.1 memberikan alat bagi guru untuk mengambil keputusan yang tepat dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi.

6.      Kaitan Modul 2.2 dan Modul 3.1

Modul 2.2 yang membahas tentang pembelajaran sosial dan emosional (PSE) dan Modul 3.1 yang membahas tentang pengambilan keputusan berbasis nilai kebaikan memiliki keterkaitan yang sangat erat. Keterampilan sosial dan emosional yang dikembangkan dalam Modul 2.2, seperti empati, komunikasi efektif, dan pengambilan keputusan, sangat relevan dengan pengambilan keputusan berbasis nilai kebaikan yang dibahas dalam Modul 3.1. Seorang guru yang telah menguasai PSE akan lebih mampu memahami perspektif murid, sehingga dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan bijaksana. Selain itu, keterampilan pengambilan keputusan yang didapat dari Modul 3.1 akan membantu guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan sosial emosional murid. Dengan kata lain, Modul 2.2 memberikan fondasi keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam pengambilan keputusan seperti yang dibahas dalam Modul 3.1.

7.      Kaitan Modul 2.3 dan Modul 3.1

Modul 2.3 yang membahas tentang coaching untuk supervisi akademik dan Modul 3.1 yang membahas tentang pengambilan keputusan berbasis nilai kebaikan saling melengkapi dan mendukung satu sama lain. Dalam Modul 2.3, guru diajarkan untuk memberikan umpan balik dan dukungan kepada rekan sejawat melalui proses coaching. Keterampilan coaching ini sangat berguna dalam konteks pengambilan keputusan. Ketika seorang guru menghadapi dilema atau tantangan dalam pembelajaran, ia dapat melibatkan rekan sejawat dalam proses pengambilan keputusan melalui coaching. Dengan demikian, keputusan yang diambil akan lebih objektif, berimbang, dan berpihak pada kebaikan murid. Modul 2.3 memberikan alat untuk membangun kolaborasi, sementara Modul 3.1 memberikan kerangka kerja untuk memastikan bahwa kolaborasi tersebut berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran.


Secara keseluruhan, modul 3.1 ini menggarisbawahi hubungan erat antara pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dengan materi pada modul-modul sebelumnya. Prinsip dan paradigma dilema etika dalam pengambilan keputusan hendaknya harus berdasarkan dengan nilai-nilai kebajikan universal, bertanggung jawab dan berpihak kepada murid. Semua dasar pengambilan keputusan tersebut terdapat dalam modul sebelumnya, yaitu filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, dan budaya positif. Seorang guru harus memenuhi kebutuhan belajar muridnya dengan pembelajaran berdiferensiasi. Keterkaitan antara modul-modul ini menunjukkan bahwa keputusan yang bijaksana dan berbasis nilai-nilai kebajikan universal mempengaruhi kualitas pembelajaran dan hasil pendidikan murid secara menyeluruh. Integrasi aspek-aspek ini dalam praktik sehari-hari mendukung pembelajaran yang memberdayakan murid dan mempersiapkan mereka untuk masa depan dengan lebih baik.

 

B.     Pemahaman tentang Modul 3.1

1.      Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sementara itu, bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah.

2.        Empat paradigma pengambilan keputusan

·         Individu lawan kelompok (individual vs community)

·         Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

·         Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

·         Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

3.        Tiga prinsip pengambilan keputusan

·         Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

·         Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

·         Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

4.        Sembilan langkah pengambilan keputusan

a.       Mengenali nilai yang bertentangan

b.      Menentukan pihak yang terlibat

c.       Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi

d.      Pengujian benar atau salah

e.       Pengujian paradigma benar lawan benar

f.       Melakukan prinsip resolusi

g.      Investigasi opsi trilema

h.      Buat keputusan

i.        Lihat lagi keputusan dan refleksikan.


Hal-hal di luar dugaan saya adalah dalam mengambil keputusan sebagai guru atau pendidik kita diharuskan untuk memahami lebih dalam tentang masalah atau kasus dari perspektif yang berbeda. Karena dalam dilema etika terdapat nilai-nilai yang sama-sama benar tetapi saling bertentangan, dan dalam kasus bujukan moral terdapat nilai benar vs salah.


Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi dilemma etika, tetapi yang saya lakukan tidak selengkap dengan apa yang saya pelajari dari modul 3.1 ini. Sebelumnya, dalam pengambilan keputusan saya hanya berpikir satu dua kali secara matang dan dampak yang akan ditimbulkan setelah mengambil keputusan tersebut. Setelah mempelajari modul 3.1, sebelum pengambilan keputusan ternyata seorang pendidik harus mengetahui paradigma dan prinsip dilema etika, serta melalui tahapan pengujian pengambilan keputusan.


Dampak yang saya dapatkan setelah mempelajari modul 3.1 ini adalah pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika dan bujukan moral lebih bijaksana dan reflektif, dengan pertimbangan yang mendalam tentang etika, prinsip, dan proses pengambilan keputusan. Adanya peningkatan kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi keputusan dengan cara yang lebih kritis dan sistematis. Kemudian dalam konteks kepemimpinan atau manajemen, pemahaman ini membantu saya dalam membuat keputusan yang lebih adil, bijaksana, efektif dan bertanggung jawab sehingga meminimalisir dampak negatif yang dapat merugikan orang lain akibat keputusan yang sudah saya buat.


Menurut saya modul 3.1 ini sangat penting karena memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan yang adil, bijaksana, etis, efektif, dan bertanggung jawab baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Sebagai individu, topik modul 3.1 ini membantu saya dalam membuat keputusan yang lebih bijaksana dan konsisten dengan nilai-nilai kebajikan universal yang saya yakini. Sebagai pemimpin, topik modul 3.1 ini meningkatkan kemampuan saya untuk memimpin dengan adil dan efektif, serta dapat meciptakan lingkungan kerja yang positif. Keterampilan dan pemahaman yang diperoleh dari modul ini tidak hanya meningkatkan kualitas pengambilan keputusan tetapi juga memperkuat integritas dan kredibilitas saya sebagai pendidik.

 

 

No comments:

Post a Comment