{ Basahilah Selalu Lisanmu Dengan Berdzikir Kepada Allah }
Imam Auza'i rahimahullah: Tidaklah waktu demi waktu di dunia ini melainkan akan ditampakkan kepada seorang hamba pada hari kiamat. Hari demi hari, bahkan detik demi detik.
Dan tidaklah berlalu satu detik saja sedang dia tidak berdzikir mengingat Allah ta'ala, melainkan akan tercabik-cabik hatinya karena merasa rugi.
Lalu bagaimana dengan orang yg detik demi detik, hari demi hari, dan malam demi malam berlalu sedang dia tidak berdzikir mengingat Rabbnya?
Kitab: Hilyatul Auliya' 6/142(Ustadz Musyaffa ad-Dariny)
Red:
Allah SWT berfirman:
Berzikirlah kalian (dengan menyebut nama) Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS al-Ahzab [33]: 41).
(Yaitu) orang –orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring. (QS Ali-Imran [3]:191).
Apabila kalian telah selesai shalat, ingatlah Allah di saat berdiri, duduk, dan berbaring. (QS an-Nisa [4]:103).
Berzikirlah kalian (dengan menyebut nama) Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS al-Ahzab [33]: 41).
(Yaitu) orang –orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring. (QS Ali-Imran [3]:191).
Apabila kalian telah selesai shalat, ingatlah Allah di saat berdiri, duduk, dan berbaring. (QS an-Nisa [4]:103).
Tentang ayat 103 surah an-Nisa di atas, Ibn ’Abbas ra. berkata,
”Maksudnya adalah pada malam dan siang hari, di daratan, di lautan,
dalam perjalanan dan ketika tinggal di rumah, ketika kaya dan dalam
keadaan miskin, ketika sakit dan ketika sehat, serta secara tersembunyi
dan terang-terangan.”
Rasulullah bersabda, ”Orang yang berzikir kepada Allah ditengah
orang –orang yang lalai adalah seperti pohon hijau ditengah pohon-pohon
yang kering. Orang yang berzikir kepada Allah ditengah orang-orang yang
lalai adalah seperti orang yang berjuang di tengah orang-orang yang lari
dari medan perang.”
Rasulullah Saw ditanya,”Amalan apa yang paling utama?”
Beliau menjawab,”Engkau mati sementara lisanmu basah karena zikir kepada Allah ’Azza wa jalla.”
Beliau menjawab,”Engkau mati sementara lisanmu basah karena zikir kepada Allah ’Azza wa jalla.”
Dalam hadist disebutkan bahwa Allah SWT berfirman,”Apabila
hamba-Ku mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku.
Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku mengingatnya dalam keramaian
yang lebih baik dari itu. Apabila ia mendekat kepadanya sejengkal, Aku
mendekat kepadanya sehasta. Apabila ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku
mendekat kepadanya sedepa. Apabila ia berjalan menuju kepada-Ku, Aku
berlari kepadanya.” (Maksud ”berlari kepadanya” adalah segera mengabulkan doanya.
Abu Hurairah RA. berkata, ”Penghuni langit memperhatikan rumah-rumah
penduduk bumi yang disebutkan nama Allah SWT, sebagaimana mereka
memperhatikan bintang-bintang.”
Sufyan ibn Uyaynah ra mengatakan bahwa jika suatu kaum berkumpul
untuk berzikir kepada Allah SWT, pasti setan dan dunia lari. Setan
berkata kepada dunia,”Tidakkah engkau melihat apa yang mereka perbuat?”
Dunia menjawab, ”Biarkan mereka, karena jika mereka telah bubar aku akan membawa leher mereka kepadamu.”
Abu Hurairah RA. meriwayatkan bahwa ia masuk pasar. Ia berkata, ”Aku
melihat kalian disini sementara warisan Rasulullah Saw dibagikan di
dalam masjid.”
Orang-orang lalu pergi ke masjid dan meninggalkan pasar. Akan tetapi,
mereka tidak melihat warisan itu. Mereka berkata, ”Wahai Abu Hurairah,
kami tidak melihat warisan dibagikan di dalam masjid.”
Abu Hurairah balik bertanya, ”Apa yang kalian lihat?”
Mereka menjawab, ”Kami melihat sekelompok orang sedang berzikir kepada Allah Azza wa Jalla dan membaca Alquran.”
Mereka menjawab, ”Kami melihat sekelompok orang sedang berzikir kepada Allah Azza wa Jalla dan membaca Alquran.”
Abu Hurairah berkata, ”Itulah warisan Rasulullah SAW.”
Al-A’masy meriwayatkan hadis dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dan
Abu Said Al-Khudri dari Nabi Muhammad SAW, bahwa beliau bersabda, ”Allah
’Azza wa Jalla memiliki para malaikat yang selalu memuji-Nya di bumi.
Mereka mencatat amalan manusia. Apabila mereka menemukan suatu kaum
sedang berzikir kepada Allah, mereka menyeru, ”Marilah menuju sasaran!”
Para Malaikat pun datang dan mengelilingi mereka. Kemudian mereka
kembali ke langit. Allah SWT bertanya,” Apa yang hamba-hambaKu kerjakan
ketika kalian meninggalkan mereka?”
Para malaikat menjawab, ”Kami meninggalkan mereka dalam keadaan memuji, memuliakan, dan menyucikan Mu.”
Allah SWT bertanya lagi, ”Apakah mereka melihatKu?”
Para malaikat menjawab,”Tidak.”
Allah SWT bertanya lagi, ”Bagaimana seandainya mereka melihatKu?”
Para malaikat menjawab, ”Seandainya mereka melihatMu, niscaya mereka akan lebih banyak bertasbih dan memuliakanMu.”
Allah SWT bertanya lagi, ”Dari apa mereka memohon perlindungan?”
Para malaikat menjawab, ”Dari api neraka.”
Allah SWT bertanya lagi,”Apakah mereka melihatnya?”
Para malaikat menjawab,”Tidak.”
Allah SWT bertanya lagi, ”Bagaimana seandainya mereka melihatnya?”
Para malaikat menjawab,”Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka
lebih takut padanya dan lebih banyak berusaha menghindarinya.”
Allah SWT bertanya lagi, ”Apa yang mereka cari?”
Para malaikat menjawab,”Surga.”
Allah SWT bertanya lagi,”Apakah mereka melihatnya?”
Para malaikat menjawab,”Tidak.”
Allah bertanya lagi,”Bagaimana seandainya mereka melihatnya?”
Para malaikat menjawab, ”Seandainya mereka melihatnya, niscaya mereka lebih besar lagi keinginannya.’
Allah berfirman, ”Aku bersaksi kepada kalian bahwa Aku telah mengampuni mereka.”
Pustaka: Imam Al Ghazali.Ringkasan Mukasyafah Al Qulub
No comments:
Post a Comment